![]() |
Gunung: inilah sisa letusan Samalas (Foto/Kemenparekraf) |
Kelampan.com - Tahun 1257, jadi tragedi paling mematikan di Pulau Lombok. Berapa ribu nyawa hilang, akibat letusan gunung Samalas.
Tidak hanya nyawa, seluruh sistem kehidupan turut lumpuh. Begitu juga dengan desa dan ibu kota terkubur di bawah tumpukan abu vulkanik.
Dalam catatan sejarah Lombok, terdapat ibu kota kerajaan yang pernah berjaya di Pulau Lombok, 760 tahun yang lalu. Pamatan, nama kota itu.
Nama Pamatan, tertulis dalam Babad Lombok pupuh 222- 227. Digambarkan, wilayah itu adalah sebuah negeri yang kaya-raya dengan taman indah mengelilingi kota.
Negeri berpenduduk 10 ribu warga, memiliki fasilitas jalan memadai. Untuk keamanan, Pamatan memiliki benteng yang kokoh dengan tembok yang tinggi.
Kota sentosa itu, lenyap bersamaan dengan meletusnya Gunung Samalas tahun 1257 silam yang memuntahkan 40 triliun kubik magma padat, dan kerudung aerosol stratosfer yang menghalangi sinar matahari.
Demikian hebatnya letusan Samalas, dengan daya lempar mencapai ketinggian 43 kilometer berpotensi mengubah pola sirkulasi atmosfer dan merusak lapisan ozon. Kedahsyatan letusan itu, mengubur negeri Pamatan yang subur makmur.
Masa meletusnya Samalas, adalah saat abad pertengahan di Eropa. Sejak tahun 1991 sampai 2007, Museum Arkeologi London melakukan penyelidikan, sebuah proyek arkeologi terbesar yang pernah ada di kota ini. Penggalian yang dipimpin ahli osteologi Don Walker ini, menemukan belasan ribu kerangka manusia abad pertengahan di pasar Spitalfields, lokasi biarawan Augustinian dan rumah sakit St Mary Spital di London.
Lalu, Don Walker pun menemukan adanya korelasi antara kuburan massal di London dengan gunung berapi.
Pada tahun 1258, seorang biarawan melaporkan, angin utara dan hujan lebat terus berlanjut selama beberapa bulan. Masa-masa yang sangat sulit.
Puncaknya, kaum miskin meregang nyawa dan mayat mereka ditemukan dalam keadaan bengkak. Berjangkit wabah penyakit yang menyebabkan 15 ribu orang miskin di London binasa.
Tidak ada penjelasan pada saat itu. Pasrah dan menganggap sebagai hukuman dari Tuhan.
Populasi London saat itu sekitar 50.000, sehingga kehilangan 15.000 warga adalah kejadian dan duka yang luar biasa.
"Orang-orang yang tinggal di London abad pertengahan ini sama sekali tidak tahu bahwa peristiwa global tersebut adalah dampak dari letusan gunung berapi terbesar 10.000 tahun terakhir," ucap Don Walker.
Bukti-bukti ilmiah, termasuk penanggalan radiokarbon dari tulang dan data geologi dari seluruh dunia, menunjukkan bahwa korban jiwa massal di abad ke 13 disebabkan oleh salah satu letusan gunung berapi terbesar di dunia.
Ahli vulkanologi, Bill McGuire, penulis Waking the Giant, mengemukakan tentang bagaimana dominannya pengaruh iklim memicu gempa bumi, tsunami, dan gunung berapi. Maka, gunung berapi memiliki jangkauan yang sangat panjang karena dapat membawa dampak perubahan iklim yang tidak hanya memengaruhi manusia di sekitar wilayah.
McGuire mengutip sebuah letusan Islandia, tahun 1783 menghasilkan awan belerang yang menggantung di Eropa selama hampir setahun, berdampak pada kualitas udara dan menyebabkan ribuan kematian.
Pada sebuah studi yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of the Sciences, para periset telah mengidentifikasi lokasinya, yang berada di sebuah negeri 'cincin api' (Indonesia). Adalah gunung berapi Samalas, yang pernah mengalami letusan sangat dahsyat dan penyebab kerusakan di berbagai belahan bumi.
Dua letusan gunung berapi terbesar di masa lalu, Krakatau pada tahun 1883 dan Tambora pada tahun 1815, keduanya terjadi di Indonesia.
Tambora, disebut-sebut sebagai mega letusan. Kedahsyatannya tujuh kali letusan Krakatau.
Tapi, Samalas, disebutkan memiliki kekuatan dua kali lipat dari letusan Tambora. Sekarang di areal letusan tak hanya menyisakan kolam yang dijuluki Segara Anak, tapi juga muncul gunung baru yang di namakan Baru Jari.
Bryan Walsh, editor senior Majalah TIME, menulis, catatan orang Indonesia kuno (Babad Lombok) yang menceritakan tentang ledakan vulkanik di Lombok yang menghancurkan kota Pamatan, ibukota kerajaan kuno, memberi sebuah petunjuk. Bahwa ada kemungkinan kota itu masih ada, menunggu untuk ditemukan kembali seperti kota Romawi Pompeii.
Hal itu akan menjadi pencapaian arkeologi yang sama mengesankan dengan penelitian geografis yang mengidentifikasi gunung berapi pembawa dampak Eropa tanpa musim panas di abad pertengahan.
Pamatan, kota yang hilang di kaki Gunung Samalas di Lombok. Kota yang tenggelam bersamaan dengan petaka yang menjadi penyebab belasan ribu rakyat Eropa tewas akibat bencana vulkanik Gunung Samalas.