Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keindahan Sungai Mencerit yang Masih Polos

Rabu, 05 Februari 2025 | Februari 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-23T12:09:48Z

 

Mencerit: Inilah aliran Sungai Mencerit, yang masih belum terkelola dengan baik. (Foto/istimewa)

AKHIR pekan, selalu menjadi pilihan waktu terbaik untuk berlibur. Entah itu bersama teman, sahabat dan keluarga.


Dari banyak destinasi yang tersedia, KELAMPAN.com, memilih mengunjungi tempat ini. Sungai Air Tibu Mencerit namanya.


Untuk sampai ke tempat ini tak mudah. Pengunjung harus menembus lebatnya hutan.


Sepanjang akses menuju tempat ini, pengunjung harus uji nyali. Kondisi jalan setapak ditambah bebatuan yang harus dilalui.


Terlebih akan berkunjung saat musim penghujan, tak mungkin jika nyali pengunjung menciut.


Kala awak media ini menuju lokasi, waktu di ponsel menunjukan pukul 11.00 WITA, Minggu (02/02). Waktu dimana matahari serasa menyengat hingga ke ubun-ubun.


Pada hari-hari sebelumnya, kawasan ini terguyur hujan. Tapi nampak hari itu cerah.


Beruntung saat menempuh perjalanan, awak media ini tak sendiri. Ada warga sekitar berbaik hati ikut menemani. Praktis, rasa takut terusir dengan sendirinya.


Sesampai di tanah lapang pinggir hutan, rasa takut yang tadinya menyelimuti terbayar lunas. Sambil mulut terkatup, sejenak rasa takut pun berganti dengan kekaguman keindahan tempat itu.


Banyaknya warga yang ada di lokasi itu. Mereka mandi di aliran suangai yang begitu jernih.


Tak plak membawa ke kenangan masa silam di waku masih berumur SD. Mandi tanpa baju, di jernih air sungai yang mengalir itu.


Orang menyebut tempat itu dengan Sungai Mencerit. Penamaan tempat ini tak terlepas dari sejarah mata air yang ada di lokasi itu. 


Sungai ini terletak di Desa Pengadangan Barat, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. Ternyata memiliki kisa tersendiri.


Kepada media ini, Kepala Urusan Perencanaan Desa Pengadangan Barat, Muhlis menceritakan,  dinamakan Mencerit, lantaran kisah salah satu mata air di tempat itu. Dari empat mata air yang mengaliri sungai tersebut.


Sekedar informasi, mata air Mencerit ini merupakan salah satu sumber Perusahan Air Minum Daerah (PDAM) Lombok Timur.


Muhlis menuturkan, konon salah seorang patih berburu musang di tempat itu. Dalam perburuannya sang patih tak kunjung mendapatkan binatang yang jadi targetnya.


Buruan tak kunjung didapati, rasa haus pun melanda tenggorokan. Lalu ia pun turun, dengan niat mencari air.


Sesampainya di tempat itu, bukan air yang dijumpainya. Hanya pohon tinggi dan rerumputan. Sontak sang patih hanya menghela nafas menahan dahaga.


Di tengah rasa haus yang sudah terasa mencekik leher, membuatnya semakin kebingungan. Sang patih lalu menancapkan tongkatnya ke sela bebatuan besar.


Begitu mencabut tongkat, keluarlah air dengan cara muncrat. Mencerit sendiri merupakan bahasa Sasak yang berarti muncrat.


"Dari itu tempat ini disebut Sungai Mencerit," ujarnya.


Lantaran sungai itu di aliri mata air, tak heran jika warnanya nampak kebiruan. Pemandangan yang ditampilkan sangat segar karena masih alami dan dingin.


Di sungai itu, ujarnya, biasanya dipenuhi oleh warga sekitar. Baik keperluan untuk mandi dan hanya menikmati udara segar.


Lain halnya bagi anak-anak dan remaja, selain lokasi itu dibuat sebagai tempat mandi. Tak jarang mengabadikannya dengan bersua foto.


Apalagi hari libur, banyak muda mudi yang memadati lokasi itu meski hanya sekedar foto, makan bersama teman, kemah, dan menikmati indahnya pagi.


"Tempat ini mutiara yang belum dipoles. Sebab, keindahan ini akan jadi sia-sia jika tidak dikelola dengan baik," kata Muhlis.


Pihaknya sebenarnya telah memantapkan tempat tersebut untuk dikelola sebagai salah satu lokasi wisata. Namun demikian, rencana waktu itu tertunda lantara gempuran pandemi Covid-19.


Menurutnya, lokasi satu ini akan menjadi pilihan wisatawan. Sebab, selain menawarkan air yang bersih, juga di tempat itu bisa menjadi lokasi camping ground bagi pengunjung.


Ia menjelaskan, di sebelah lokasi terdapat tanah lapang. Di atas tanah itu terdapat bebukitan. Kondisi ini tentunya menjadi point tersendiri.


Sedianya di tempat itu akan dibuatnya menjadi kolam alami. Ditambah dengan beberapa berugak (gazebo) tempat para pengunjung beristirahat.


Tak hanya itu, pihaknya juga bakal melengkapi tempat tersebut dengan MCK. Ada pula tempat pembuangan sampah agar lokasi terjaga kebersihannya.


Ditempat itu juga, terangnya, bisa menjadi wisata edukasi bagi pelajar. Mengingat di tempat ini masih banyak jenis pepohonan.


Ia juga akan menambah spot foto yang alami bagi pengunjung. Ia berharap dengan begitu tempat itu memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung.


Namun demikian kata Muhlis, sungai itu juga sebagai tanda batas administratif dua desa. Yakni Desa Pengadangan Barat dan Pringgasela.


"Untuk itu perlu kita membahasnya dengan pihak desa Pringgasela dulu," tegasnya. (k/red)

×
Berita Terbaru Update