Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

IAIH Pencor dan Lazismu Sukses Bina Petani di Lombok Dengan Luas 300 Hektar

Rabu, 19 Februari 2025 | Februari 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-23T11:10:37Z

 

Tim IAIH Pancor dan Lazismu Jateng, sedang mendistribusikan bantuan bibit padi kepada petani. (Foto/Abdul Hayyi Akrom)

SELONG, KELAMPAN.com - Petani suku Sasak, sedari dulu sebenarnya mengenal sistem bayar zakat. Oleh warga dikenal dengan istilah Suwineh.


Suwineh, biasanya dibayarkan usaip petani panen. Aturannya pembayarannya pun berpedoman pada aturan agama.


Tapi belakangan sistem ini nampaknya sudah terkikis. Bersamaan dengan jual beli secara langsung hasil panen kepada pengusaha.


Kampus Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor, nampaknya sadar betul akan hal itu. Sebagai kampus berbasis islam turun menyadarkan kembali pentingnya zakat hasil panen.


Sejumlah dosen IAIH yang terhimpun dalam Community Development Masyarakat Tani Sadar Zakat Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang tanaman pangan dengan luas area tanam sekitar 300 hektar di Pulau Lombok.


Dalam pelaksanaan kegiatan itu, Dr Abdul Hayyi Hayyi Akrom didapuk sebagai penanggung jawab program, dengan anggota Dr Ahmad Muzayyin, M Sofwan serta M Rohman Ziadi.


Melalui keterangan tertulisnya kepada media, Dr Abdul Hayyi Akrom yang juga Wakil Rektor IAIH Pancor mengatakan, bentuk dari program itu adalah memberikan benih dan obat-obatan kepada petani.


Dia membeberkan, jenis benih yang diberikan kepada petani ialah padi inbrida label ngu, jagung hibrida, hortikultura serta pupuk cair organik merk Super ACI.


"Semua diberikan secara gratis kepada petani sesuai dengan kebutuhan luas area," kata Abdul Hayyi.


Pemberian itu, kata dia, dengan syarat mereka berkomitmen membayar zakat pertanian setelah panen sesuai dengan ketentuan agama Islam.


Setiap kelompok tani yang menjadi sasaran, imbuhnya, diberikan kajian kegiatan majlis ilmu yang khusus membahas materi zakat pertanian.


Program itu sebutnya, telah dilaksanakan mulai tahun 2022, 2023, hingga 2024, serta digelar dalam tiga tahap.


Pada masing-masing tahap, bebernya, dilaksanakan untuk ukuran 100 hektar lahan.


Diakatakannya, program ini terlaksana atas kemitraan Dosen IAIH Pancor dengan Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah (LAZIS) Muhammadiyah, Jawa Tengah dan masyarakat tani yang tersebar di Pulau Lombok.


Kegiatan itu tersebar di beberap wiliah di pulau Lombok. Yakni di Lombok Utara dilaksanakan di Desa Santong, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Menggala.


Lombok Timur di Desa Dara Kunci, Sambelia, Jerowaru dan Sembalun. Kabupaten Lombok Barat tersebar di Desa Langko, Kecamatan Lingsar.


Selanjutnya di Lombok Tengah, program itu terlaksana di Kecamatan Jonggat, Mantang dan Batukliang. Sedang di Kota Mataram yakni di Keluruhan Tegal.


"Total luas lahan ialah 300 hektar yang dilaksanakan pada tiga tahap," ucapnya.


Dia menjelaskan, pada pelaksanaan tahap pertama, tanaman pangan yang ditanam adalah padi inbrida, jagung hibrida, dan sayur-sayuran (holtikultura).


Untuk tanaman padi tim menyediakan benih padi label ungu berbagai varietas, mulai dari inpari 32, inpari 42, ciherang, cilenyi, mokangga dan varietas lainnya.


Untuk tanam jagung tim memberikan benih jagung varietas supra 1. Sedangkan untuk benih hortikultura, yakni benih kacang panjang, buncis, cabe, pare, dan yang lainnya.


"Pada tahap 2 dan 3 tim fokus pada tanaman padi inbrida," sebutnya.


Abdul Hayyi menerangkan, jumlah benih yang diberikan kepada petani tentu menggunakan standar pertanian. Dia mencotohkan, bagi luas lahan 1 hektar mendapatkan 40 kg benih padi, dan 3 liter pupuk cair organik.


"Jadi tetap berpedoman pada standar pertanian," ujarnya.


Sementara itu dari LAZISMU Jateng, dosen IAIH Pancor serta petani yang menjadi sasaran kegiatan telah berhasil berkonstribusi di bidang ketahanan pangan pada tiga tahap.


Dari tiga tahap itu, petani menghasilkan gabah padi sekitar 1.250 ton dan jagung dikisaran 175 ton.


Dari total hasil padi dan jagung, sebanyak 5 persen dikeluarkan sebagai zakat oleh masing-masing petani, dengan ketentuan nisab 1.323 kg untuk padi, dan 714 kg untuk jagung. "Jadi semua petani penerima bantuan dikenakan zakata sebesar 5 persen," paparnya.


Sementara itu tim LAZISMU Jawa Tengah, Ikhwan Shoffa menyampaikan, dengan realisasi program ini pihaknya berharap semua lapisan masyarakat, berkomitmen mensyiarkan kewajiban pembayaran zakat.


"Hidup di tengah ummat mensyiarkan kewajiban zakat.


Terkahir Abdul Hayyi Akrom, berharap kegiatan semacam ini mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi pada berbagai lapisan masyarakat untuk melaksanakan dakwah di bidang pertanian.


Sampai berita ini dimuat, tim masih menyelesaikan kegiatan  pada beberapa luas arena sekitar 10 hektar yang akan dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara. (*)

×
Berita Terbaru Update